Senin, 11 Februari 2013

Cinta, MONYET!



Terkadang, masa lalu merupakan bagian yang paling ingin kita lupakan. Masa lalu juga tidak mungkin kembali. Nyokap pernah bilang: 
“hal yang paling deket sama kita itu Tuhan, yang sedang kita jalani adalah masa depan, dan hal yang paling jauh adalah masa lalu”. 
Kalo dipikir-pikir lagi, iya juga, kenapa jauh? Karena kita ga akan pernah bisa kesana, ngulanginnya, ketemu sama dia, yang kita bisa Cuma mengingatnya.

Orang bilang, cinta itu banyak macemnya, ada cinta pertama, cinta terakhir, cinta singkat, atau cinta monyet. Ya, monyet. Gue ulang lagi monyet. Muka lu biasa aja deh. :D

Kenapa monyet? Karena monyet sering maen maen, monyet itu binatang yang susah diajak serius, beneran, susah banget, contohnya yang lagi baca. Monyet, dalam strata penggunaan kata merupakan kata ejek yang memiliki tingkat level kedua setelah babi dan anjing, sehingga cinta monyet merupakan suatu kata ejek untuk anak anak yang labil sedang jatuh cinta, maunya maen maen mulu.

Gue? Punya cinta monyet. Off course bukan cinta pertama, karena asupan pheromone didalam tubuh gue tidak naik. Hanya perasaaan dopamine yang meluap luap, yang mengakibatkan rasa senang berlebih. Tapi monyet monyet yang membaca blog gue ini yang rupanya temen deket gue, pun menuntut gue untuk mengganti nama monyet itu, sebut saja gadis yang tidak beruntung itu mawar. Tunggu tunggu, karena ini bukan reportasi berita perkosaan, maka kita ganti lagi menjadi Diah.

Kelas 3 SMP adalah usia usianya ABG labil pacaran. Dan gue, waktu itu? Tergolong labil, dengan sangat. Entahlah, semua manusia pernah labil toh, bahkan power ranger Turbo merah jadi ranger biru di power ranger in space. Gue, suka banget power ranger, selimut dikamar gue aja power ranger. Oke ga penting, skip.

 Diah dan gue satu kelas, gue yang kurus dan berkulit coklat ini, tidak tampan dan tidak terlalu ancur lah untuk ukuran anak smp, kalo yudasaditra SMP uda mulai nyoba gaul, gue masih culun; baju dimasukin celana pendek biru dipake dipinggang, kaos kaki diatas mata kaki,sepatu hitam homyped. Paling tidak menurut beberapa orang gue humoris, dan cool. Beberapa, ingat itu. Kata orang gue=item manis. Kata orang lho ya. Kata nyokap gue sih.

Gue pertama naksir dia karena gue seneng aja deket deket dia, gangguin dia, jitak kepalanya, nyelengkat kakinya, gebuk punggungnya dari belakang. Pokoknya ga ada so sweet so sweetnya gue waktu itu kedia, padahal gue saat itu juara 2 lomba bikin puisi disekolah. Gue suka ngeliat dia marah, entah kenapa. Kalo senyum dia sering ngebikin bikin, dan bilang kalo dia punya lesung pipit lalu dia gue jitak terus kita kejer-kejeran dikelas. Cantik? Ga, dia ga cantik, dia manis. Seksi? Jauh, dia kurus dan putih. Entahlah kalau sekarang gue ga tau.

Sekian lama gue kagum dan naksir, suatu hari entah ada angin apa, tornado mungkin. Gue lagi mainin hape. Jaman-jaman ini handphone gue masih Nokia 3220 warna biru tua, yang layarnya TFT warna, dan ada lampu lampunya dikiri kanan empat buah. Asik kan?

Ga ada kerjaan, gue sms dia, nanyain kabar, becanda becanda. Dia ngerespon dengan mengetikkan beberapa huruf. Seperti Y, atau Ok, atau hahaha. Terus gue, entah ada apa, mengirimkan puisi kedia. Dia bilang,
______________________________________________
From: DIAH CEREWET
apa apaan sih
------------------------------------------------------------- 

Terus ga pake babibubebo, gue bales

______________________________________________
To: DIAH CEREWET
gue suka sama lo, mau gak lu jadi pacar gue
(tentunya dengan bahasa yang lebih alus, gue geli ngingetnya)
--------------------------------------------------------------


Lama, sangat lama ga dibales, gue panik. Goblok! Kenapa gue ngirim sms gituan, kampret, ga ada pikirannya. Sepuluh menit, gue masih gelisah tak menentu,dua puluh,gue diem, disuruh makan ama nyokap, satu jam kemudian, dia bales.

____________________________________
From: DIAH CEREWET
Iya mau kok, lo ga jelek jelek amat kok
------------------------------------------------

Terus kita lanjutin smsan ga mesra yang isinya saling ngatain. Romantis sekali bukan. Setelah smsan dan saling mengucapkan selamat malam, gue ngambil gitar dan nulis lagu.  Sisa malam itu gue habiskan menggambar wajahnya dia, yang pas jadi trnyata sedikit mirip. Gue dengan sangat jelas hapal rambutnya yang pendek, dan semua detilnya. Ide gue bikin puisi dan lagu lancar. Gue tidak tidur, ya tidak tidur. Kadar Dopamine ini sangat enak dan berlebihan sepertinya.

Kita ngejalanin semuanya baik baik aja, gue juga udah pernah jalan bareng keluarganya dia kepantai. Gue juga pernah ngebonceng dia naik motor hitam F1Z bokap gue, yang bunyinya keren itu. Dan kita ketawa ketawa sepanjang jalan sambil kata kataan, di gebuk punggung gue kenceng banget, yang menurut gue tidak adil, karena gue ngebonceng dia, sehingga gue ga bisa melakukan hal sebaliknya.
-______-“
Gue dan dia terlihat sama sama menikmati semuanya, bahkan foto gue didompet adalah fotonya dia, yang gue dapet dari temennya. Dia terlihat biasa saja, ceria seperti biasa. Dialah dopamine gue saat itu. Gue bisa ketawa seneng ga berenti. Tapi
Akhirnya,Gue digantungin, sms gue ga dibales, pas ketemu disekolah ga tegoran, dan sebagainya. Gue Tanya baik baik, sampe jahat jahat ga juga dibales. Hingga pada satu titik, dia sms gue dan bilang;

_________________________________________________________
From: DIAH CEREWET
Kita jadian lewat sms jadi gue juga mau ngomong ini lewat sms.
Gue jadian sama lo karena gue kasian.
Temen gue bilang lo udah lama naksir gue.
---------------------------------------------------------------------------------------------


Udah gita aja, ga ada maaf dan sebagainya. Terima kasih sekali loh ya. Gue jadi bingung setengah mati, perasaan enak enak aja deh semuanya. Kenapa jadi gini.  Gue ga ada kok cemburu cemburuan dia deket sama cowok lain, gue juga ga ada kok maksa di ini itu, dan gue juga ga pernah ngarep dia ngertiin gue. Tapi apa boleh buat nasi sudah jadi bubur. Tapi karena gue waktu itu pikirannya cetek, hari selanjutnya gue udah mulai pedekate sama cewek lain. Sakit? Iya sih tapi kenap mesti dipikirin lama lama, cewek itu bukan dia doangan. Tiap orang yang nanya kegue,”gue sayang mantan gue nih, kangen sama dia”, gue selalu bilang;
“Banyak ikan dilaut bro, ikan yang udah lepas susah nangkepnye lagi kalo udah kelaut, tapi ikan yang lain masih banyak. Contoh tu nelayan ga pernah sedih ikannya jatuh satu kelaut, kalo jodoh mah ga kemana”. Mereka selalu bilang “dia beda”. Terus emangnya lu mau disamain ama cowok lainnya? Yang jadi masalah lo, adalah kenangan sama gebetan atau mantan itu kan, bukan lagi karena lo sayang sama dia. Bedain itu.

Diah? Terakhir gue ketemu, gue lagi ngerayain ulang tahun pacar gue yang sekarang, 3 atau 4 tahun lalu lah, disebuah tempat makan yang lumayan terkenal di Pangkalpinang. Ternyata dimeja seberang itu bukan hanya Diah saja, tapi ada juga bberapa mantan gebetan dan mantan pacar gue. Sebanyak apa mantan gue itu masa lalu bro, gue juga lupa..
-_____-“
Yang pasti, kata pacar yang kebetulan duduk ngadep mereka, "yang meja seberang ngeliatin kita sinis". Pacar gue ga tau itu mantan gue. Gue nengok, baru tau itu siapa. Gue sih gatau sinis beneran, apa emang mata mereka gitu semua. :D

Cinta itu jangan dibuat main-main, suatu hari nanti kamu akan ngerti saat orang ada yang bilang,”gue bener bener cinta ama lo MONYET!”, atau saat elo yang jadi mainan orang.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar